Papua adalah Kita, Damai Papua, Damai Negeriku

Baca Juga

MATA INDONESIA, – Ketika masih bekerja di sebuah nongovernment organization (NGO), saya pernah mendampingi anak-anak yang berasal dari Papua untuk menikmati liburan di Jakarta. Mereka berkeliling dan menikmati berbagai permaianan di Dunia Fantasi (Dufan) Taman Impian Jaya Ancol.

Wajah anak-anak tersebut tampak bahagia dan puas. Ini adalah pengelaman pertama mereka berkunjung ke Jakarta.
”Seandainya Papua dekat dengan Jakarta, saya akan sering bermain ke tempat ini Bapa.” Kata seorang anak yang ikut dalam rombongan tersebut.

Saya tersenyum sembari berkata, ”Semoga ada kesempatan lain untuk kalian bermain lagi ke sini. Berharap, suatu saat kamu bisa kuliah atau bekerja di Jakarta. Jadi nanti bisa sering-sering menikmati tempat ini.”

Anak itu kembali berlari menyusul temannya, sambil mencari wahana permainan yang menyenangkan bagi mereka.

Itu hanyalah salah satu pengalaman saya berinteraksi dengan masyarakat yang berasal dari Papua. Setidaknya sudah beberapakali saya mendapat kesempatan berinteraksi demikian. Sungguh menyenangkan.

Melalui berbagai interaksi tersebut, tentu ada banyak cerita dan pengalaman berharga yang saya dapatkan. Dapat mengetahui lebih jauh tentang kehidupan di Papua, termasuk keunikan budaya yang ada di sana.

Tetapi jauh dari cerita dan pengalaman tersebut, saya bisa merasakan bahwa perbedaan ternyata bukan penghalang bagi kami untuk saling berinteraksi dan membangun kebersamaan.

Momen seperti itu, tentu akan mengingatkan saya bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang penuh keragaman. Baik itu keberagaman dari ras, etnis, agama, golongan dan yang lainnya.

Nah, berdasarkan konsensus yang telah ditetapkan dan diakui sejak dulu, jelas kita telah sepakat bahwa bangsa kita terdiri dari masyarakat yang berbeda, tetapi walau berbeda tetap satu jua (Bhinneka Tunggl Ika). Bahkan ada banyak konsensus yang lain, yang menjadi penguat persatuan dan kesatuan dari setiap perbedaan yang ada di negeri kita.

Dengan demikian, kita harus berupaya memperkuat komitmen kita untuk bisa saling menghargai setiap perbedaan yang satu dengan yang lainnya. Sikap demikian, tentu diharapkan dapat menciptakan kedamaian di negeri ini.

Kalau kita bicara tentang perdamaian dalam sebuah bangsa atau masyarakat, maka kita sedang berbicara tentang sebuah kondisi bangsa atau masyarakat yang dapat harmoni, toleran, tidak adanya kekerasan, dapat hidup berdampingan, dan suasana yang kondusif. Sehingga dengan suasana tersebut dapat menciptakan ketenangan dan keamanan.

Tetapi kalau melihat kondisi masyarakat, terkadang kita sedih melihat, ternyata ada saja upaya yang dapat mencederai suasana terciptanya ketenangan dan keamanan tersebut.

Upaya tersebut terlihat ketika ada kelompok tertentu yang menginginkan agar kepentingannya saja yang didengar, ada yang mencoba mengintimidasi kelompok tertentu, Melakukan teror sehingga menimbulkan ketakutan, dan masih banyak cara lain yang dapat merusak suasana kedamaian tersebut.

Di Papua misalnya, kita masih saja sering mendengar terjadinya gangguan keamanan yang mengakibatkan masyarakat sipil jadi korban, menimbulkan rasa ketakutan, dan berbagai jenis gangguan terhadap aspek kehidupan lainnya.

Masih segar dalam ingatan tentang insiden penembakan seorang pendeta Yeremias Zanambani di Papua, September lalu. Bahkan hingga saat ini peristiwa penembakan tersebut seolah menjadi misteri. Penembakan seperti ini merupakan salah satu tindakan yang membuat masyarakat Papua jauh dari perasaan aman dan damai.

Belum lagi peristiwa kerusuhan yang terjadi di Wamena dalam sebuah demonstrasi tahun lalu (September 2019). Sedihnya lagi, berdasarkan data yang saya kutip dari katadata.com setidaknya ada 32 orang yang meninggal dunia, 77 orang terluka, dan 9.240 warga mengungsi saat itu.

Kejadian di atas, hanyalah beberapa kejadian tragis yang pernah terjadi di Papua. Ada banyak kejadian-kejadian lainnya yang membuat mata kita tertuju pada Papua. Kejadian yang membuat hati pilu. Bukan saja menimbulkan kepedihan bagi masyarakat Papua, tetapi kita juga. Sebab Papua adalah kita juga, Bangsa Indonesia. Artinya damainya Papua, adalah damainya negeri kita.

Kita berharap, agar ke depan kejadian-kejadian seperti itu tidak terulang kembali. Setiap upaya yang ingin mengganggu dan mengacau keamanan di Papua dapat teratasi dengan baik. Sebab setiap tindakan demikian, bukan saja menyebabkan kerugian dari sisi materi, psikologis, tapi terhadap kedamaian yang menjadi impian masyarakat luas dan yang akan mengganggu jalannya pembangunan di Papua.

Tentu kita berharap, agar pemerintah tetap hadir untuk masyarakat, mengayomi dan mendukung upaya kemajuan dan kesejahteraan masyarakat.

Sementara bagi kita yang bukan berasal dari Papua, tentu kita dapat berkontribusi untuk mendukung suasana kondusif di Papua. Kita harus tetap menjaganya. Misalnya, kita dapat memanfaatkan media sosial kita untuk berempati dan menunjukkan kecintaan terhadap Papua, bukan sebaliknya turut memperkeruh suasana. Begitu halnya dalam pergaulan sehari-hari dengan masyarakat Papua yang ada diberbagai daerah, kita harus hadir untuk saling menghargai dan tidak menimbulkan sikap diskriminatif dengan mereka.

Hendaknya kita mencintai semua bagian dari bangsa ini. Sebab, satu bagian dari bangsa ini yang memiliki masalah adalah masalah kita juga, tentu dapat menimbulkan dampak terhadap yang lainnya.

Penulis: Thurneysen S.

IG : @thurneysen_simanjuntak

Twitter: @ThaddiusStak

FB : Thurneysen Simanjuntak

3 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Putusan MK Mengikat dan Final, Semua Pihak Harus Terima Lapang Dada

Mahkamah Konstitusi (MK) telah menyelesaikan sidang sengketa hasil pemilihan presiden dan wakil presiden 2024. Keputusan yang diambil oleh Mahkamah...
- Advertisement -

Baca berita yang ini