Mereka Masih Saudara Kita

Baca Juga

MATA INDONESIA, – Banyak yang memandangmu begitu kecil, namun ternyata dirimu menyimpan banyak sekali kekayaan negeri ini.

Banyak yang menghina dirimu karena perbedaan, tanpa mereka sadari itu ada sebuah keindahan yang bernilai tinggi

Papua butuh pelukan kita.

Aku mulai memahami sejak 2016 dimana kampusku mulai menerima beberapa mahasiswa untuk dididik menjadi generasi penerus bangsa. Ya, mereka berasal dari derajat sosial yang berbeda dan daerah yang berbeda baik itu dari Jayapura, Tolikara maupun Wamena.

Aku ingat betul beberapa perkataan Mahasiswa/i disana ketika diajukan pertanyaan, ”Bagaimana perasaan ketika diajak kuliah kesini?” Ada yang mengatakan sudah kuliah di Uncen (Universitas Cendrawasih) namun keluar karena ingin ke kampus sini, ada juga yang awalnya sudah menjadi Camat didaerah dengan usia yang sangat muda, ada yang pergi tanpa pamit ke orangtuanya karena terburu- buru, bahkan ada yang akan dijadikan sebagai pelacur orangtuanya karena tidak ada sumber pendapatan disana.

Awalnya mereka sulit untuk menerima pelajaran yang akan diberikan. Tentu saja terlihat oleh mataku sendiri bagaimana mereka tidak dapat berhitung dalam skala kecil dan membaca dengan lancar. Berat hati saat menanyakan kepada mereka mengapa bisa terjadi seperti itu. Tak disangka, salah satu dari mereka berkata, ”Guru disana tidak pernah mengajarkan kami, mereka hanya terima uang saja.”

Teriris hati ini saat mendengarnya. Kenapa? kenapa masih sanggup menindas mereka yang butuh pendidikan? mereka juga saudara kita, mereka juga perlu menjadi seperti kita yang mendapatkan pendidikan yang layak.

Perlahan mereka akhirnya memasuki dunia pendidikan yang lebih tinggi, mereka mulai dapat beradaptasi dengan angka, bahasa Inggris bahkan dengan Bahasa Pemograman yang menjadi andalan mereka.

Tidak sedikit yang gugur selama mereka melaksanakan pendidikan. Salah satu penyebabnya karena dipengaruhi orang sekitar untuk melakukan hal yang memang tak seharusnya mereka lakukan. Kenapa kalian begitu jahat dengan mereka? Kenapa harus dimanfaatkan? Cukup!

Sudah cukup lelah mereka selalu mengalami penindasan di daerah asalnya. Sudah terlalu lama mereka tidak mendapatkan kedamaian di Tanah sendiri

Ketidakdamaian itu dialami oleh oleh salah satu mahasiswa Tolikara ini. Orangtua laki-lakinya harus meninggal didalam peperangan daerah yang terjadi yang mengakibatkan dia harus balik ke kampung halamannya dan meninggalkan pendidikannya.

Setahun dua tahun mereka mulai terbiasa dengan hidup berasrama di kampus. Mulai rutin untuk mandi, makan, istirahat bahkan belajar.

Senyum dan tawa yang mereka lantunkan seakan memberikan kedamaian didalam diri mereka. Seakan memori pahit di Tanah asal mereka hilang untuk sementara, berganti dengan tujuan dan mimpi .

Disana juga mereka memiliki orangtua asuh sebagai tempat mereka berpulang ketika libur semester ataupun libur nasional yang cukup panjang. Orangtua asuh disana berasal dari masyarakat sekitar maupun civitas kampus baik itu dari dosen, gardener ataupun security. Ini mungkin menjadi sebuah kebahagiaan bagi mereka, karena keberadaan mereka selalu dianggap dan diperlakukan seperti layaknya mahasiswa yang lain.

Hari demi hari berlalu, mereka mulai memasuki tahap yang lebih tinggi dari akademik yang dilalui yaitu tugas akhir yang akan berakhir menjadi Wisuda. Semua berjalan dengan mulus, bahkan salah satu dari mereka ada yang lulus dengan predikat cumlaude. Betapa bangganya pemerintah mereka yang telah berhasil dengan program yang mereka rancang. Satu persatu mereka mulai memasuki dunia kerja dan salah satu dari mereka malah menjadi asisten dosen di kampus tersebut.

Tahun 2020 ini, kampusku kembali menerima mahasiswa dari Tolikara. Wajah mereka terlihat sumringah terungat mereka mendapatkan pendidikan dan pelatihan yang layak. Saudaraku, mari kita saling menghargai suku manapun itu. Mereka sama seperti kita. Mereka layak untuk mendapatkan kebahagiaan dan kedamaian. Jangan renggut senyum kebahagiaan dari wajah mereka Hentikan perbuatan diskriminasi rasisme.

Mari kita terapkan butir-butir Pancasila yang sudah ada. Mari kita saling merangkul satu sama lain. Mari kita berikan kedamaian untuk Papua.

Penulis: Theresia Yunike Siagian

Twitter: @kejuujek 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Upaya Berantas Paham Radikalisme dan Terorisme, Aparat Keamanan Berhasil Tangkap 7 Teroris di Sulteng

Aparat keamanan Republik Indonesia (RI) terus berupaya untuk memberantas penyebaran paham radikalisme dan terorisme di Tanah Air. Upaya tersebut...
- Advertisement -

Baca berita yang ini