Merdeka dari Pandemi Covid 19

Baca Juga

MATA INDONESIA, – Berdasarkan data SATGAS penanganan Covid-19 per 12 Agustus 2020, pukul 12.00 WIB ada penambahan 1.942 kasus baru terkonfisrmasi positif corona, sehingga total kasus positif corona sebanyak 30.718 kasus ….

Pada hakikatnya manusia hanya bisa merencanakan, selebihnya mau tak mau harus diserahkan kepada Yang Maha Kuasa. Sangat berat. Rasanya baru saja kemarin kami semua memeriahkan ulang tahun negri ini. Hari dimana jiwa negeri bersatu padu. Dan hari di mana alam seakan ikut menggemakan sorak. Euforia jiwa pun berkobar di dalam dada.

“MERDEKA!!! MERDEKA!!! MERDEKA!!!” batinku. Tujuh puluh lima tahun sudah bumi pertiwi merdeka. Tepat pada 17 Agustus 1945, proklamasi kemerdekaan dikumandangkan oleh sang proklamator. Getir lirih terganti suka, tantangan dan rintangan silih berganti.

Jika dahulu para pahlawan berperang melawan para penjarah demi mewujudkan kemerdekaan untuk kehidupan yang layak di masa mendatang, maka saat ini tenaga medislah yang berjuang di garda terdepan bak para pahlawan dahulu. Wabah virus tersebar dimana-mana, tak memandang suku, budaya, dan ras, tak memandang tua ataupun muda, orang kaya atau orang miskin. Tangis sedih mengiringi kepergian dan suka ria menyambut kesembuhan.

Pandemi virus corona di Indonesia masih belum mereda. Masing-masing orang memiliki respons yang berbeda terhadap wabah ini, ada yang menanggapinya berlebihan hingga obsesif kompulsif, bahkan tak sedikt pula yang menganggapnya angin lalu. Dan yang lebih sedihnya lagi, rakyat Indonesia tak di perbolehkan melakukan perayaan Hari Kemedekaan untuk menghindari terjadinya pelonjakan kasus. Padahal perayaan kemerdekaan ini sudah turun temurun dilakukan, bahkan negara sahabatpun turut merayakannya sebagai ucapan selamat untuk kemerdekaan negri kita .

Semua orang terancam, tak ada lagi suka duka dalam ajang perlombaan, tak ada lagi kerupuk yang di gantung dan ketika hendak dimakan para peserta harus mengangkat sebelah kakinya terlebih dahulu, tak ada lagi anak-anak yang berlarian kesana-kemari dengan sebelah tangan terangkat menggenggam sedotan sebagai batang dari bendera kertas atau sekedar membanbantu warga menghias lingkungan sekitar rumahnya.

Begitu besar jasa para pahlawan, tak mampu di beli dengan harta. Tidak terhitung telah berapa banyak nyawa yang hilang. Disaat semua orang memilih dan diharuskan untuk berdiam diri di rumah, mereka memilih untuk mengabdikan diri  berjuang melawan pandemi dengan sepenuh hati.

Tak banyak yang berubah, 17 Agustus adalah tanggal agung di bumi Ibu Pertiwi Indonesia dan akan tetap seperti itu. Jika kemarin derap langkah masih terdengar  begitu jelas dengan kiri kanan kaki jatuh serempak dan tangan tinggi-tinggi mengayun ke samping ketika sang saka Merah Putih berkibar, kini hanya langkah beberapa pengibar saja dari layar televisi yang dapat kita saksikan. Upacara di Istana Merdeka tak semeriah tahun kemarin, namun mampu menyentuh hati kita dengan perjuangan mereka menjalankan tugas mulia ini. Menggema suara seluruh rakyat ketika menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya.

Ini bukanlah akhir dari segalanaya. Sebagai generasi muda kita harus melangkah maju untuk terus berkarya, janganlah menjadikan pandemi ini sebagai suatu alasan yang menghapuskan semangat kita. Bukankah zaman ini sudah modern? Internet bukanlah hal yang asing lagi bagi semua orang, walaupun masih banyak yang belum mendapatkan aksesnya. Dari media sosial, kita bisa mengikuti berbagai macam perlombaan yang bertemakan  #17andirumahaja. Lomba-lomba yang ditawarkan pun cukup menarik. Mulai dari karya tulis hingga foto orisinil yang belum pernah dipublikasikan.

Buat kalian yang mulai jenuh dan bingung mau ngapain aja selama pandemi ini, kalian bisa mencoba utuk melakukan beberapa kegiatan ringan namun sangat bermanfaat atau mungkin sekedar menekuni hobi kalian. Contohnya menulis. Menulis itu ibarat berbicara tanpa mengeluarkan suara, walaupun masih di anggap sebelah mata, tapi jangan salah, banyak orang diluar sana yang menjadi seorang penulis sukses tanpa embel-embel gelar ‘sarjana.’

Walaupun suasana kemerdekaan ini tak sama seperti pada tahun-tahun sebelumnya, setidaknya makna di hari itu tetap sama. Sama-sama mengenang dan menghargai perjuangan pahlawan terdahulu, sama-sama memperingati hari proklamasi kerdekaan, sama-sama mengenang hari ulang tahun negri ini, dan tetaplah bersatu padu mencapai kebanggaan hingga tak terbatas dan menjadi cakrawala untuk seluru rakyat Indonesia.

Yang paling penting adalah membentengi diri dari virus yang mengancam negri ini agar kita semua bisa kembali menjalankan kegiatan di luar rumah.Harapku, dihari kemerdekaan ini senantiasa mendapatkan rahmat-Nya dan lekaslah sembuh negriku.

Penulis: Sumira Choerunisa

Ig: @sumirachoeunisa_

Fb: @Sumiraa

4 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pelantikan dan Pengukuhan 27 Pejabat Tinggi Pratama Lingkup Pemprov NTT

Mata Indonesia, Kupang - Sebanyak 27 Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama Lingkup Pemerintah Provinsi NTT dilantik dan dikukuhkan oleh Penjabat...
- Advertisement -

Baca berita yang ini