Ketika Euforia Kemerdekaan Dibatasi

Baca Juga

MATA INDONESIA, – Sudah 75 tahun Indonesia merdeka. Sepantasnya mengadakan perayaan dengan kemeriahan semangat kemerdekaan.

Upacara Peringatan Kemerdekaan menjadi salah satu yang ditunggu oleh semua lapisan masyarakat meskipun hanya bisa menyaksikan dari rumah saja. Keadaan telah menuntut menjaga jarak dan menjaga kesehatan tidak terkecuali pada hari kemerdekaan bangsa kita tahun ini.

Tidak pernah terpikir olehku kemeriahan 17 Agustus 2020 akan sangat berbeda dari tahun sebelumnya. Pagi hari jalan raya depan rumahku yang biasanya sangat ramai terlihat sepi. Hanya deretan bendera Merah Putih yang tetap setia berkibar di sepanjang jalan.

Biasanya aku duduk di depan rumah hanya untuk melihat lalu lalang manusia dengan berbagai jenis pakaian seragam menuju lapangan upacara. Namun tahun ini aku tak duduk lagi di teras rumah untuk menyaksikan itu semua. Upacara Peringatan Kemerdekaan RI di Istana Merdeka kusaksikan melalui live streaming Youtube. Sedih menyaksikan perayaan dan upacara di Istana Merdeka dengan kemeriahan berbeda.

Istana Merdeka terlihat sepi. Beberapa pejabat negara melakukan upacara secara virtual. Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) dengan formasi hanya 8 orang dan masker yang menjadi atribut wajib bagi yang hadir secara langsung dalam upacara tersebut. Pastinya Presiden Jokowi tidak lagi menyiapkan hadiah sepedanya. Aku yakin keadaan upacara di Istana Merdeka tidak berbeda jauh dengan upacara yang dilakukan di tingkat kecamatan, kabupaten dan provinsi di seluruh Indonesia.

Berbagai perlombaan khas 17 Agustus tak bisa kusaksikan langsung tahun ini. Masyarakat yang biasanya berkumpul menyaksikan dan ikut andil dalam perlombaan tak dapat dilakukan di beberapa wilayah termasuk di desaku. Tenaga untuk lomba balap karung, lomba makan kerupuk, lomba panjat pinang dan lomba menarik lainnya akan disimpan menghadapi perlombaan tahun depan. Sorak sorai  masyarakat akan dipendam untuk tahun depan saja. Tidak mengapa semua demi kebaikan masyarakat.

Kemeriahan kemerdekaan yang kuharapkan kugantikan dengan melanjutkan peringatan kemerdekaan di rumah. Bagaimana bisa melanjutkan peringatan dengan cara tersebut? Jawabannya dengan #17anDirumahAja.

Maklum karena hari libur akan banyak orang menuju tempat wisata sehingga menimbulkan kerumunan orang. Penerapan protokol kesehatan akan sulit terjamin dengan situasi seperti itu. Demi menjaga kesehatan diri, keluarga dan orang lain akan lebih baik memilih untuk tetap tinggal di rumah. Berada di rumah selama 17 Agustus ini lebih menjamin tentunya. Tetap di rumah dapat meminimalisir  penyebaran virus.

17 Agustus 2020 kuhabiskan dengan di rumah saja. Menonton acara musik kesukaan di televisi dan bermain media sosial.

Tak lupa paling penting menonton penampilan Lyodra Ginting secara virtual menyanyikan lagu Berkibarlah Bendera Negeriku. Patut diacungkan dua jempol. Apresiasi paling tinggi juga buat penyanyi lainnya dan semua yang terlibat dalam acara tersebut. Makanan ringan hingga berat menemani satu hari tersebut.

Meskipun hari yang kuhabiskan kurang berfaedah tapi aku bangga masih dapat menjadi pahlawan pada hari itu. Pahlawan yang tinggal di rumah tanpa mengangkat bambu runcing. Kebisingan suara lalu lalang kendaraan bermotor yang sedang melintas menuju tempat wisata tak membuat goyah untuk ikut bergabung. Kepadatan tempat wisata melalui postingan di media sosial membuatku tidak menyesal hanya berada di rumah saja. Lain kali aku akan berwisata dengan situasi yang lebih kondusif.

Rasa bosan hanya berada di rumah satu harian penuh pastinya ada, tetapi untuk memutus penyebaran Virus Corona tak mengapa. Perjuangan untuk tetap di rumah masih belum seberapa dengan perjuangan para pahlawan kita dalam merebut kemerdekaan dengan mengorbankan nyawanya. Kemeriahan kemerdekaan tahun ini seharusnya dengan suasana lebih tenang penuh ucapan syukur dan doa terhadap Sang Maha Kuasa. Jangan sampai penjajah dari bangsa lain pergi tetapi penjajah tak terlihat yaitu virus menjajah kita. Dengan tetap di rumah dan mematuhi protokol kesehatan, tahun depan bangsa Indonesia optiomis akan merayakan kemerdekaan dengan kemeriahan yang luar biasa.

Semoga peringatan kemerdekaan tahun ini hanya menjadi sejarah yang tidak terulang lagi. Aku dengan bangga berada di rumah saja pada 17 Agustus 2020.

Penulis: Mega Sari Situmeang
Ig: @meg_asarii
Fb: @Mega Sari Situmeang
Twitter: @Mega Situmeang

15 KOMENTAR

  1. Kata per kata yang digunakan sudah mudah dipahami, dan saya juga mudah dalam mengikuti kaliamat demi kalimat pada tulisan ini, Penjiwaan pada tulisan ini kepada pembaca sudah sangat dalam, akan tetapi sedikit diksi yang digunakan belum sesuai dengan objek yang berasal dari kata dasar, sehingga menimbulkan kehilangan arti , untung saja penempatannya sudah tepat, sehingga pembaca tidak terlalu menanggapinya, Ini sangat menarik, Horas

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

AMN Manado Bangkitkan Etos Pemuda Jadi Cendekia Cerdas dan Terhormat

Asrama Mahasiswa Nusantara (AMN) Manado membangkitkan etos para pemuda untuk menjadi cendekia yang cerdas dan terhormat, sehingga mereka terampil...
- Advertisement -

Baca berita yang ini