Cita-Cita Perdamaian Rakyat Papua

Baca Juga

MATA INDONESIA, Sejarah rakyat Papua tak pernah terlepas dari adanya konflik yang pernah terjadi di daerah tersebut sejak awal tahun 1961. Pada saat itu, kalian pasti teringat pada Belanda yang teramat ingin melepaskan Papua dari wilayah NKRI.

Konflik pun terjadi antara Indonesia dengan Belanda. Namun kemudian, Belanda menyerahkan masalah sengketa Papua ini kepada PBB. Melalui PBB lah, Belanda mengambil keputusan untuk tak jadi mengambil, merebut, atau bahkan menjajah Papua lagi. Dengan kalimat lain, Belanda tidak lagi mencampuri urusan Papua dan menyerahkannya kepada Indonesia. Penyerahan tersebut diberi syarat oleh Belanda bahwa Papua harus mendapat hak dan kesempatan untuk menentukan sikapnya sendiri atau referendum melalui Penentuan Pendapat Rakyat (PERPERA). Akhirnya, melalui PERPERA pada tahun 1969 itulah, rakyat Papua memilih menjadi bagian dari NKRI.

Berpuluh-puluh tahun berlalu sejak kemerdekaan Negara Indonesia, integrasi atau kesatuan utuh Papua pada Indonesia masih menjadi perdebatan yang tak pernah redam oleh berbagai kalangan. Presiden West Papua National Authority (WPNA), Edison Waromi pernah mengutarakan pendapatnya tentang hal tersebut di salah satu seminar publik. Ia berkata bahwa integrasi ini tidak pernah selesai karena dalam prosesnya telah mengalami banyak ketimpangan.

Oleh karena itu, rakyat Papua terus menuntut pemerintah Indonesia untuk membicarakan soal integrasi yang karena prosesnya telah banyak mengorbankan mereka sebagai rakyat. Padahal, akar permasalahannya terletak pada proses itu sendiri dimana mereka yang lagi-lagi harus menjadi korban kepentingan Negara Indonesia dan Negara Barat. Selain itu, ia juga mengatakan bahwa Sumpah Pemuda yang menjadi tombak awal lahirnya para pemuda Indonesia tersebut tak pernah ada di Papua. Maka dari itu, adalah tugas utama kita sebagai pemuda untuk merangkul saudara-saudara kita tak terkecuali rakyat Papua. Kita semua bisa asalkan selalu bersama.

Pilihan Papua untuk tetap bersatu dengan NKRI adalah hal yang teramat luar bisa. Padahal, adanya uang, jabatan, kedudukan, dan nama baik sudah barang tentu mempengaruhi beberapa rakyat Papua yang dulunya lantang menyuarakan Papua Merdeka untuk kembali menjadi bagian NKRI. Bahkan, mereka yang mendukung integrasi Papua rata-rata adalah mereka yang memiliki ekonomi atau tingkat hidup yang tinggi. Namun begitu, ada pula suara-suara yang masih gentar dengan hati nuraninya yang begitu kontra dengan intergrasi Papua. Masyarakat kalangan menengah dan bawah Papua yang selama ini menjadi korban tetap menantikan sebuah solusi yang paten dari pemerintah Indonesia. Solusi ini mencakup ketegasan Pementah dalam mengurus Papua dan memajukannya seperti halnya memajukan pulau lainnya. Meski terletak begitu jauh secara geografis, seharusnya tak menjadi halangan untuk benar-benar memajukan. Di tengah itu semua, rakyat Papua yakin bahwa di setiap permasalaan yang mendera, ada Tuhan yang selalu bisa mereka andalkan.

Seruan perdamaian Papua harus selalu kita gaungkan. Kekerasan, diskriminasi, dan hal-hal buruk lainnya bukanlah jati diri bangsa Indonesia. Penyelesaian pemerintah mengenai permasalahan ini juga sebaiknya tak hanya perihal hukum, tapi juga melalui pendekatan kultural utamanya pada masyarakat di luar Papua. Sosialisasi untuk mengedukasi seluruh warga Negara haruslah digencarkan. Merealisasikan semangat “Bhinneka Tunggal Ika” bahwa walaupun berbeda, namun kita semua harus tetap bersatu jua. Jangan biarkan Papua merasa sendirian karena pada hakikatnya kita semua adalah saudara. Karena berbeda, tak seharusnya menjadi penghalang untuk kita semua saling meghargai dan menjaga. Warna kulit, gaya bicara, adat, dan apapun hal lainnya, tugas kita adalah bersatu. Jangan biarkan Negara lain mengambil bagian dari Negara kita kita maupun mengusik kedamaian yang kita punya.

Untuk pemerintah, jagalah selalu Papua. Papua sudah sangat luar biasa karena hingga kini masih menjadi bagian dari NKRI. Jadi, majukanlah Papua. Bangunlah lebih banyak lagi sektor di sana lalu makmurkanlah kebutuhan para rakyatnya. Kita semua harus yakin untuk bisa jika saling menguatkan dan percaya. Semoga kedamaian selalu selalu membersamai kita semua sebagai bangsa Indonesia.

Penulis: Futwi Larasati

Ig: @hamasah @futwi_laras
Fb: Futwi Larasati.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Upaya Berantas Paham Radikalisme dan Terorisme, Aparat Keamanan Berhasil Tangkap 7 Teroris di Sulteng

Aparat keamanan Republik Indonesia (RI) terus berupaya untuk memberantas penyebaran paham radikalisme dan terorisme di Tanah Air. Upaya tersebut...
- Advertisement -

Baca berita yang ini